Alquran adalah mukjizat abadi
Nabi Besar Muhammad saw. Adalah sangat istimewa, mukjizat abadi itu justru
merupakan sebuah Kitab, dan dengannya Allah menutup kenabian. Tidaklah
mengherankan apabila kemudian Alquran menjadi Kitab yang paling banyak dibaca
orang, dikaji, dan ditelaah. Dan sungguh suatu "mukjizat" bahwa
kajian-kajian tersebut senantiasa menjadikan orang semakin kagum dan ingin
mengkaji lebih dalam.
Salah satu dari keutamaan
Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan bahasanya (balaghah). Pemikiran Barat
sekarang ini berada di tengah-tengah peperangan antara agama
dan ilmu pengetahuan. Hampir tidak mungkin pemikir Barat sekarang ini menerima
kenyataan bahwa kemungkinan ada pertemuan secara mendasar antara agama dan ilmu
pengetahuan. Injil, yang menjadi kepercayaan orang Nasrani, menyatakan pohon di
mana Nabi Adam AS dilarang memakannya adalah pengetahuan. Oleh karena itu,
setelah dia memakan buahnya, dia memperoleh pengetahuan tertentu yang mana
tidak dia peroleh sebelumnya. Dengan alasan inilah orang Eropa membantah bahwa
selama dua abad mereka tidak menerima pengetahuan ilmiah yang datang dari orang
Islam.
Gereja menyatakan bahwa pencarian seperti pengetahuan
ilmiah adalah penyebab dosa yang asli. Uskup menggambarkan bukti mereka dari
Perjanjian Lama yang menyebutkan bahwa ketika Adam memakan pohon itu, ia
mendapat beberapa pengetahuan, Allah tidak menyukainya dan menolak memberinya
kemurahan hati. Oleh karena itu, pengetahuan ilmiah menolak sepenuhnya
peraturan gereja yang dianggap sebagai hal yang tabu. Akhirnya, ketika pemikir
bebas dan ilmuwan Barat sanggup mengatasi kekuatan gereja, mereka membalas
dendam dengan mencari petunjuk yang berlawanan dan menekan beberapa kekuatan
agama. Mereka beralih kepada hal-hal yang berlawanaan untuk mengatasi kekuatan
gereja dan mengurangi pengaruhnya kepada hal yang sempit dan membatasi pada
sudut-sudut tertentu.
Oleh karena itu, jika Anda
membicarakan persoalan agama dan ilmu pengetahuan dengan pemikir Barat, dia
benar-benar akan keheranan. Mereka tidak tahu Islam. Mereka tidak mengetahui
bahwa Islam menjunjung tinggi status ilmu pengetahuan dan orang yang berilmu,
menghormati mereka sebagai saksi setelah malaikat yang berhubungan dengan fakta
baru tiada Tuhan selain Allah, sebagaimana yang telah Allah firmankan kepada
kita:
"Tuhan menyatakan, bahwa sesungguhnya tidak
ada Tuhan selain Dia, dan malaikat-malaikat dan orang-orang berilmu yang tegak
dengan keadilan. " (QS AIi Imran : 18)
Dan Allah Yang Maha Agung dan Maha Muha berfirman
kepada kita:
"Oleh sebab itu, ketahuilah bahwa sesungguhnya
tiada Tuhan selain Allah ".
(QS Muhammad : 19)
Telah diketahui dari al-Quran bahwa Nabi Adam AS
diistimewakan melebihi malaikat dengan kebaikan pengetahuan yang
diberikan Allah kepadanya. Kisah dari al-Quran menyangkal Injil yang
menyebutkan orang Islam dianggap menyimpang. Menurut al-Quran, kenyataan bahwa
Nabi Adam diberi pengetahuan adalah sebuah tanda kehormatan dan bukan
karena pengusirannya dari surga. Oleh karena itu, jika seseorang membicarakan
Islam dan ilmu pengetahuan dengan para pemikir Barat, mereka cenderung
mengharapkan argumen yang sama dengan apa yang ada dalam budaya dan agama
mereka. Itulah mengapa mereka memberi reaksi dengan keterkejutan ketika mereka
ditunjukkan dengan fakta yang jelas sekali dari al-Quran dan Sunnah.
Di antara pemikir Barat yang menampakkan
keterkejutannya itu adalah Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Ketua jurusan Ilmu
Kebidanan dan Ginekologi dan Pakar Molecular dan Genetika Manusia, Baylor
College Medicine, Houston. Ketika kami pertama kali bertemu dengannya, Profesor
Simpson menuntut pembuktian al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi,
kami sanggup menghilangkan kecurigaannya. Kami menunjukkan kepadanya sebuah
naskah garis besar perkembangan embrio. Kami membuktikan kepadanya bahwa
al-Quran menjelaskan kepada kita bahwa turunan atau hereditas dan sifat
keturunan atau kromosom yang tersusun hanya bisa terjadi setelah perpaduan yang
berhasil antara sperma dan ovum. Sebagaimana yang kita ketahui,
kromosom-kromosom ini berisi semua sifat-sifat baru manusia yang akan menjadi
mata, kulit, rambut, dan lain-lain.
Oleh karena itu, beberapa sifat manusia yang
tersusun itu ditentukan oleh kromosomnya. Kromosom-kromosom ini mulai terbentuk
sebagai permulaan pada tingkatan nutfah dari perkembangan embrio. Dengan
kata lain, ciri khas manusia baru terbentuk sejak dari tingkatan nutfah yang
paling awal. Allah Yang Maha Agung dan Yang Maha Mulia berfirman di dalam
Al-Quran:
"Celakalah kiranya manusia itu! Alangkah
ingkarnya (kepada Tuhan). Dari apakah dia diciptakan? Dari setetes air mani.
(Tuhan) menciptakannya dan menentukan ukuran yang sepadan dengannya. " (QS
Abasa : 17-19)
Selama empat puluh hari pertama kehamilan, semua
bagian dan organ tubuh telah sempurna atau lengkap, terbentuk secara berurutan.
Nabi Muhammad SAW menjelaskan kepada kita di dalam hadisnya: "Setiap
dari kamu, semua komponen penciptamu terkumpul dalam rahim ibumu selama
empatpuluh hari." Di dalam hadis lain, Nabi Muhammad SAW bersabda:
"Ketika setetes nuftah telah
melewati 42 malam, Allah menyuruh seorang malaikat ke rahim perempuan, yang
berkata: `Ya Tuhan! Ini lakilaki atau perernpuan?' Dan Tuhanmu memutus kan apa
yang Dia kebendaki. "
Profesor Simpson mempelajari dua hadis ini secara
intensif, yang mencatat bahwa empat puluh hari pertama itu terdapat tingkatan
yang dapat dibedakan secara jelas atau embriogenesis. Secara khusus, Dia dibuat
kagum dengan ketelitian yang mutlak dan keakuratan kedua hadis tersebut.
Kemudian dalam salali satu konferensi yang dihadirinya, dia memberikan pendapat
sebagai berikut: "Dari kedua hadis yang telah tercatat dapat membuktikan
kepada kita gambaran waktu secara spesifik perkembangan embrio sebelum sampai
40 hari. Terlebih lagi, Pendapat yang telah berulang-ulang dikemukakan
pembicara yang lain pagi ini. bahwa kedua hadis ini telah menghasilkan dasar
pengetahuan ilmiah yang mana rekaman mereka sekarang ini didapatkan".
Profesor Simpson mengatakan bahwa agama dapat
menjadi petunjuk yang baik untuk pencarian ilmu pengetahuan. Ilmuwan Barat
telah menolak hal ini. Seorang ilmuwan Amerika mengatakan bahwa agama Islam
dapat mencapai sukses dalam hal ini. Dengan analogi, jika Anda pergi ke suatu
pabrik dan Anda berpedoman pada mengoperasikan pabrik itu, kemudian Anda akan
paham dengan mudah bermacam-macam pengoperasian yang berlangsung di pabrik itu.
Jika Anda tidak memiliki pedoman ini, pasti tidak memiliki kesempatan untuk
memahami secara baik variasi proses tersebut. Profesor Simpson berkata: "Saya
pikir tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama, tetapi pada
kenyataannya agama dapat menjadi petunjuk ilmu pengetahuan dengan tambahan
wahyu ke beberapa pendekatan ilmiah yang tradisional. Ada kenyataan di dalam
al-Quran yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid, yang mana
al-Quran mendukung ilmu pengetahuan yang berasal dari Allah."
Inilah kebenaran. Orang-orang Islam tentunya dapat
memimpin dalam cara pencarian ilmu pengetahuan dan mereka dapat menyampaikan
pengetahuan itu daIam status yang sesuai. Terlebih lagi orang Islam mengetahui
bagaimana menggunakan pengetahuan itu sebagai bukti keberadaan Allah, Allah
Yang Maha Kuasa dan Maha Mulia untuk menegaskan kerasulan Nabi Muhammad SAW
Allah berfirman di dalam al-Quran:
"Akan Kami perlihatkan secepatnya kepada
mereka kelak, bukti-bukti kebenaran Kami di segenap penjuru dunia ini dan pada
diri mereka sendiri, sampai terang kepada mereka, bahwa al-Quran ini
suatu kebenaran. Belumkah cukup bahwa Tuhan engkau itu menyaksikan segala sesuatu.
" (QS Fushshilat : 53)
Setelah menyadari melalui beberapa contoh keajaiban
al-Quran secara ilmiah yang telah diketahui berhubungan dengan komentar yang objektif
dari para ilmuwan, mari kita tanyakan pada diri kita sendiri
pertanyaan-pertanyaan berikut:
a.
Dapatkah hal ini mejadi sebuah
kejadian yang kebetulan bahwa akhir-akhir ini penemuan informasi secara ilmiah
dari lapangan yang berbeda yang tersebutkan di dalam al-Quran yang telah turun
pada 14 abad yang lalu?
b.
Dapatkah al-Quran ini ditulis
atau dikarang Nabi
Muhammad SAW atau manusia yang lain?
Hanya jawaban yang mungkin untuk pertanyaan itu
bahwa al-Quran secara harfiah adalah kata-kata atau firman Allah yang
diturunkan kepadanya. Al-Quran adalah perkataan yang harfiah dari Allah yang
Dia turunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang melalui malaikat Jibril. Al-Quran
ini dihapalkan oleh Nabi Muhammad SAW yang kemudian didiktekan kepada
sahabat-sahabatnya. Para sahabat inilah yang selanjutnya secara bergiliran
menghapalkannya, menulis ulang, dan memeriksa/meninjau lagi dengan Nabi
Muhammad SAW
Terlebih lagi, Nabi Muhammad SAW memeriksa kembali
al-Quran dengan malaikat Jibril sekali setiap bulan Ramadhan dan dua kali di
akhir hidupnya pada kalender Hijriah yang sama. Sejak al-Quran diturunkan
sampai hari ini, selalu ada banyak orang Islam yang menghapalkan semua ayat
al-Quran surat demi surat. Sebagian dari mereka ada yang sanggup menghapal
al-Quran pada waktu berumur 10 tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika
tidak ada satu surat pun di dalam al-Quran yang berubah selama berabad-abad
sampai sekarang.
Al-Quran telah diturunkan 14 abad yang lalu
menyebutkan fakta yang bacu ditemukan akhir-akhir ini yang telah dibuktikan
oleh para ilmuwan. Hal ini membuktikan tidak ada keraguan bahwa al-Quran adalah
firman yang harfiah dari Allah, yang diturunkan-Nya kepada Nabi
Muhammad SAW. Selain itu juga menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
benar-benar nabi dan utusan yang diturunkan Allah. Hal ini adalah di luar
alasan bahwa setiap manusia 14 abad yang lalu telah mengetahui beberapa fakta
ini yang ditemukan atau dibuktikan akhir-akhir ini dengan peralatan canggih dan
metode yang rumit.
Dioalah dari
buku berjudul This is The
Truth, Newly Discovered Scientific Focts Revealed in the Quran & Authentic
Hadeeth karya Abdullah M. al-Rehaili